Thursday, September 18, 2008

Kenyamanan Beribadah, Hak Perempuan

Menyaksikan antrian wudhu dan berebut mukenah menjadi sesuatu yang tak asing lagi, ditemukan hampir pada setiap mushola maupun mesjid di Jakarta.Pemandangan yang mungkin lumrah apalagi kalau rumah Allah itu, berlokasi di pusat keramaian dan tempat- tempat strategis.

Hal itu menjadi pemandangan yang miris khususnya bagi mereka yang berasal dari daerah yang kental unsur keislamannya, karena memang di daerah yang kental nuansa islamnya, pembagian tempat dan kenyamanan perempuan dan pria dalam beribadah diletakkan pada posisi yang seimbang.

Kenapa tidak..Rumah Allah yang sejatinya bisa membawa ketenangan batin dan kesejukan melebihi sholat sendiri, ternyata tak ubahnya menjadi sesudut keramaian yang penuh sesak dan sangat tidak mengenakkan karena harus berburu waktu dan posisi, belum lagi persoalan sanitasi /air yang terbatas, tak terkecuali tempat wudhu yang sangat ala kadarnya bahkan tak sedikit justru tempat wudhu laki - laki dan perempuan dicampur.

Bagaimana untuk Pria
Berbeda halnya dengan peruntukan tempat sholat dan wudhu untuk perempuan, ternyata untuk pria jauh lebih terjamin. Dari sisi tempat wudhu, bagi pria lebih terjamin ketersediaan air-nya dan termasuk ketersediaan tempat. Sebaliknya bagi perempuan, selain tempat wudhunya yang kecil, bahkan terkadang justru tidak disediakan khusus, belum lagi masalah tempat sholat yang hanya seperdelapan mesjid bahkan mirisnya kadang ketika sujud, tak ayal kepala akan menyentuh kaki atau mungkin pantat jamaah dibarisan depan.

Barangkali jumlah pria yang lebih banyak sholat dimesjid dibandingkan dengan perempuan, menjadi alasan pembenar untuk menjadikan minimnya porsi tempat dan fasilitas sholat bagi perempuan. Sekilas hal itu memang dapat dibenarkan karena setiap hari Jum'at, mesjid- mesjid akan sesak dipenuhi oleh kaum Adam untuk mengikuti sholat jum'at. Namun bagaimana jika dibandingkan dengan sholat harian dengan frekuensi sholat wajibnya sebanyak lima kali dalam sehari, tidak kah itu menjadi penting artinya???.

Dalam pembangunan mesjid barangkali, tidak ada niat dari pengurus mesjid untuk memperlakukan perempuan sebagai mahkluk kelas dua atau mendiskriminasikan perempuan, namun faktor keterbatasan pendanaan dan lokasi yang menjadi penghalang pengurus mesjid untuk memberikan porsi yang sama untuk perempuan maupun pria atau bisa juga berangkat dari pemahaman bahwa perempuan tidak diwajibkan sholat di mesjid.

Siapa yang bertanggungjawab?
Menyedihkan memang, minimnya kenyamanan beribadah justru terjadi di negara yang mayoritas penduduknya muslim, bahkan dalam konstitusi sendiri telah dicantumkan secara tegas diantaranya pada Pasal 29 ayat (2) UU menyatakan "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.

Apakah negara perlu mengatur ukuran dan fasilitas sholat dimesjid?barangkali itu pertanyaan yang akan muncul dibenak kita, dalam mengartikulasikan peran negara dalam memberikan perlindungan dan jaminan beribadah terhadap warga negara. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kembali kita dapat mengkaitkan dengan hak asasi manusia, khususnya hak perempuan kaitannya dengan kebebasan dan pemenuhan akan rasa nyaman dan tentram serta perlakuan non diskriminatif.

Bukan sesuatu yang tidak mungkin jika negara yang diwakili pemuka agama khususnya mulai memberi perhatian lebih terhadap kenyamanan beribadah bagi perempuan, karena sangat aneh, jika ada perempuan yang terpaksa terlihat auratnya pada saat berwudhu, hanya karena tempat wudhunya yang terbuka atau justru bercampur dengan tempat wudhu bagi para pria.

Pengaturan secara umum misalnya dengan memberikan prasyarat minimal dalam pendirian mesjid atau mushola yaitu memberikan aturan mesti adanya tempat wudhu yang terpisah lengkap dengan air yang cukup, tempat sholat yang representatif dan proporsional dengan tetap mempertimbangkan lokasi dan luas lahan.

Dengan adanya pengaturan dan dukungan pemerintah termasuk kepedulian masyarakat, maka mesjid akan menjadi tempat yang nyaman bagi jamaahnya tanpa perlu berdesak-desakan dan "saling sikut" karena sempitnya ruangan untuk bersujud.****

1 comment:

Anonymous said...

The Casino Site - LuckyClub
Welcome to The luckyclub Casino. Experience a world of slots, table games, and live dealer games in one place! Sign up with Lucky Club & claim welcome bonuses! Rating: 5 · ‎18 votes